Love or Infatuation?


"Love is always patient and kind; it is never jealous; love is never boastful or conceited; it is never rude or selfish; it does not take offence; is not resentful. Love takes no pleasure in other people's sin but delights in the truth; it always ready to excuse to trust, to hope, to endure whatever comes. Love does not come to an end." (1 Corinthians 13:4-8, Bible)

Sunday, March 31, 2013

Dekapan Hati

Masih kurasakan hangatnya dirimu.
Dekapanmu memberikan kedamaian sampai relung hatiku yang paling dalam.
Memenuhi setiap ruang kosong disana dengan hangatnya kasihmu.
Tak ingin kulepaskan engkau dari rekuhanku, dekap aku lebih dalam lagi.
Hingga kurasakan setiap tulangku memercikan hangatnya kasihmu.

Dekap aku kasih....
Lebih dalam dan dalam lagi.
Ijinkan kupandang kedua mata indahmu saat kau dekap aku.
Akankah ku lihat diriku dalam bola matamu itu?

Smg, 31 Mar 2013

Tuesday, March 29, 2011

Senyuman yang merindu

Memandangmu tersenyum, mendatangkan kebahagiaan dijiwaku yg rapuh...
Memandangmu tertawa, memberikan kesegaran dalam hatiku yg lusuh....
Merasakan sentuhan lembutmu, memberikan sensasi kehidupan yg patut disyukuri....
Kuingin menggapai-mu, tuk merekuhmu lebih dalam lagi, dalam pelukan rindu-ku.....
Kasih….....jiwaku tersenyum, menyadari kehadiranmu dalam tiap mimpiku.....
Jiwaku melambung tuk terbang dalam asa mimpi yg tak nyata....
Membuatku melayang karena engkau…...
Kau yang membuatku penuh dengan sunggingan senyum yang manis.

Kasih jiwaku, yg kurindukan dengan segenap kehidupanku.
Dapatkah kau rasakan hangatnya rinduku..???
Dalam tiap tarikan nafasku,  kugenggam bayangmu dan kutersenyum......
Semuanya ini mimpiku…......tapi kusyukuri walaupun hanya impian yg kumiliki....
Kusyukuri karena aku punya cinta itu, walaupun pikiranku ingin membencimu……

Maria Josephine
Early March 2011

Sunday, March 27, 2011

Benci dan Rindu

Aku ingin membencimu…....
Amat sangat membencimu……...
Kebencian yang menimbulkan kepahitan dalam hati.........
Kepahitan itu bagaikan terasa dalam mulutku yang kelu….....
Semuanya itu terkalahkan akan kerinduanku akan sosokmu…...
Hadirnya dirimu dalam tiap tarikan nafasku…....
Benci dan rindu, merajam sukmaku dan mengharubirukan ragaku yang rapuh.
Untuk memandang smuanya.......
Bahwa hanya ada bayangmu untuk kumiliki....

Rindu ini sungguh menyiksa, merajam sukma yang lara akan cinta.
Menusuk ke segenap kehidupan yang ada, menciptakan kepedihan yg tiada tara.
Kurasakan kesakitan itu, karna rinduku padamu. Cinta terlarangku, cinta hitam-ku yg kejam dan menyakitkan......
Setiap detak jantungku, berdegub dalam ritme rindu yang semakin lara.... Meninggalkanku dalam kepahitan yang ada.
Karena rindu, hatiku pahit seperti empedu, lidahku kelu seperti membatu.

Ooh sang cinta, enyahlah dari aku..... Buang rindu ini dariku, jangan siksa lagi aku dengan semua rindu dendam akan cinta hitam-ku yang lara.
Cinta ini tak berujung, smuanya dimulai dari kesalahan..... Kesalahan yang disengaja oleh 2 hati yang dimabuk napsu asmara....
Rindu, berhenti siksa aku.... Karena sang cinta telah berlalu dari hatinya dan berbalik wajah menjadi sang benci yang menyeramkan.
Cinta dan benci adalah 2 wajah dari hal yang sama...... Sang rindu, pergilah..... Sampaikan padanya, betapa hatiku mengerang karena kesakitan ini..... Rindu akan wajah cinta hitam-ku.......

Maria Josephine
End February 2011

Kasih yang menyakitkan

Kasih….. jangan katakan kau sayang padaku jika kau tak benar-benar sayang.
Kasih….. jangan kau katakan cinta padaku jika hatimu masih ada yang lain….
Karena hati hanya dapat di isi satu cinta……
Kasih…… jangan kau rayu diriku dengan segala kata-kata indahmu jika hatimu tidak sungguh-sungguh meyakini apa yang kau katakan.
Kasih…….. jika kau katakan sayang padaku, pandang mataku dan hangatkan jiwaku….. biar kutangkap kehangatanmu disana.
Kasih ……. Jika kau cinta padaku, pegang tanganku dan jangan biarkan aku pergi melangkah menjauh.
Yang ada hanyalah, kau lepaskan tanganku dan memandangku dengan airmata………
Kasih…….. kuharap ulurkan tanganmu kembali padaku, pinta hatiku tanpa terucap.

Airmataku menetes, hatiku menjerit pilu….. memandangmu terdiam membisu dalam lamunan masa lalu………tapi kuulurkan tanganku padamu dengan harapan kau akan merekuh kembali diriku dan kau dekap aku dalam pelukmu…… dan berkata, aku mencintaimu.
Tapi hanya kebisuan yang ada…………..
Kau terdiam kelu…….. hanya memandang diriku dengan pandangan yang berkabutkan masa lalu…………
Tetesan tetesan mengalir dari mataku yang tak lagi kuasa memandangmu……. Kulangkahkan kakiku menjauhi dirimu……….. dengan kesakitan yang amat.
Dan dalam langkah kepedihanku, kudengar desah lirihmu, “maafkan aku karena aku belum mampu mengasihimu…….”
Bantu aku melupakanmu karena untuk membencimu-pun aku tak mampu, jeritku dengan kegetiran hati. Dan jawaban yang tak kuharapkan semakin menoreh luka dalam dalam di hatiku yang lara…….. “Ya, jika itu mau-mu, aku akan membantumu……”
Ambruklah aku dalam lara dan kepahitan karena tak ada lagi yang dapat menopang selain belajar untuk melepaskan dirimu…….

To someone special, Loving you its so hurt………..
Learning to let go, and it saves a lot of heart ache if you can let go as early as possible.
Dedicated to my beloved Oei….Thanks buat sharingnya.

Maria Josephine
12 February 2011 (2 days before Valentine day :D)

Saturday, February 5, 2011

Rindu

Aku kangen……
Aku rindu………
Aku mengerang karena sakit cinta, panas dingin tubuhku karenanya.
Seperti menderita ketagihan akan hadirmu, memenuhi setiap aliran darahku, merasuk dalam rongga-rongga tulangku …… masuk ke sumsumku dan itu sungguh menyiksaku. Hendak kuberontak tapi hanya jeritan pilu yang ada.
Menggeliat badanku dan mengejang sukmaku, karena kekosongan melanda.

Wujudmu telah menghilang, bahkan dalam setiap mimpiku-pun tak lagi muncul dirimu. Dimanakah engkau, duhai belahan jiwa……
Tanpamu, menyiksa sukmaku dalam tiap subuh dan senja yang kelam.
Dinginnya malam semakin merasuk tulang-tulangku saat tak lagi dapat kutangkap bayang wajahmu, yang tak lagi di sisiku. Menimbulkan kegelapan yang fana saat rembulan muncul dari balik awan kelam yang mengoyak sukma lara.
Kelembutan sentuhanmu tak lagi ada, senyuman manismu telah menghilang.
Celoteh lucumu yang memberikan kesegaran hanya meninggalkan memori kelabu.
Dan semuanya itu kini digantikan tangis kegetiranku…… karena cintaku yang menghanguskan asaku.

Kugerakkan tanganmu hendak kuraih bayang kelabu hadirmu…..
Bagai mati rasanya jiwaku saat tak dapat lagi kusentuh dirimu, bagai hancur sukmaku saat kudapatkan angin kosong dalam gengggaman tanganku….
Menimbulkan kedinginan dalam telapak kehampaan yang tak lagi dapat menggenggam apapun…..
Kukatakan pada sang Illahi, mengapa Kau pertemukan jika hanya berujung perpisahan…..?
Kutanyakan pada sang Illahi, mengapa Kau pisahkan setelah Kau pertemukan?
Tak kutemukan jawab apapun………………..

Hanya kesunyian yang ada……… sesunyi jiwaku yang lara………..

5 Februari 2011
(Saat aku menulis akan kesedihan…… jiwaku menangis karenanya, tapi senyum termanis tersungging dari wajahku, tubuh fanaku……. Biarlah kegetiran itu hanya didalam)
Maria Josephine

Wednesday, February 2, 2011

Asa yang tersisa

 Ku punya sepotong kecil asa yang masih tersisa di hatiku.
Asa yang tergerus oleh kesakitan, kepahitan dan kekecewaan… akan sang cinta.

Kujaga sisa asa itu dalam hatiku yang dalam, dalam balutan lembut kepercayaan.
Kujumpai dirimu dengan segala kemolekanmu, dan kubuka pintu hatiku,
Dan kusambut hadirmu dalam rapuhnya cinta milikku.

Kuberikan sisa asa itu kepadamu dengan segala senyum terindahku,
Kuserahkan dalam genggaman hangat tanganmu yang memberikan
Kesukaan dan kebahagiaan dalam hatiku yang hampa.

Keindahan senyum dan kata manis memberikan kesegaran dalam kehausanku,
Memberikan kenyamanan dalam kesakitanku akan sang cinta dan kehidupan,
Gambaran diri memberikan aku suatu mimpi baru akan indahnya masa depan.

Sang waktu yang singkat telah membuka kebutaanku akan kenyataan saat kusadari,
Kauhancurkan asaku dalam kepingan debu yang tak dapat lagi terbentuk.
Sisa asa dari hatiku terdalam telah dilepaskan dari hangatnya genggaman tangannya.
Jatuh berkeping dan terbang bagai debu dalam terpaan kejamnya angin kehidupan.

Hatiku kini kosong karena sang asa telah tak ada lagi tuk bersemayam disana…..

Adakah yang dapat mengisi kekosongan hati ini dengan ketulusan dan….. cinta??

Kan ku jaga hati ini, untuk tetap hangat dan memiliki kekuatan senantiasa dalam kepercayaan bahwa akan datang masanya untuk terisi penuh lagi, dengan cinta dan harapan……….

2 Februari 2011
Maria Josephine

(terima kasih buat semua keindahan itu, terimakasih karena menjadi masa lalu yang mengisi hidupku…)

Friday, January 28, 2011

Sang Cinta

Kupandang sang cinta dalam temaramnya malam,
menyorotkan kilau keindahan yg tiada tara....
Kemilaunya kukagumi dan mendatangkan kesenangan....
Kebahagiaan yg menggetarkan hati nan menggoda,
keindahan yg memberikan kehangatan bagi jiwa lara yg kedinginan....
Kukagumi sang cinta itu, dengan sgala yg dia tawarkan.... 

Memberikan sukacita dan senyuman terindah dalam sukma yg lara...
Meninggalkan kepahitan hidup dalam temaram senja,
merekuh dalam temaram rembulan nan indah.
Wahai sang Cinta, kurekuh bayangmu untuk kumiliki....
Tapi hanya kehampaan angin malam yg kudapatkan.....
Wahai sang Cinta, dapatkah ku pegang engkau dalam masa yg ada??
Wahai sang Cinta, kan kugantikan semua nafas hidupku, sebagai bayaran tuk dapat menyentuhmu....
Karena kutahu memilikimu adalah bayang yg semu......


(For a precious person in my life that I hurt yesterday......)
Maria Josephine
27 January 2011

Saturday, December 25, 2010

Fallen

Aku ingin lari
Aku ingin sembunyi
Aku ingin pergi
Ke suatu tempat yang tak pernah kukunjungi
Dimana tak akan kutemui segala kepahitan
Dimana tak kulihat kesedihan
Dimana tak ada airmata kegetiran
Dimana tak kudengar ratapan dan tangisan

Lepaskan aku dari jerat ini, bebaskan aku dari pesona masa lalu
Biarkan aku terbang dengan sayap putihku
Pulihkan kekuatanku agar dapat mengembangkan sayap cintaku
Ku ingin terbang, menyusuri langit kehidupan
Tanpa lagi dibatasi dengan segala kesakitan dan kepedihan ini
Bebaskan aku dari semuanya itu

Kan kujelang fajar dalam segala keadaanku
Kujelang mentari dalam segala keberadaanku
Kusambut diufuk timur dalam rasa syukurku
Yang datang dari pikiran dan hatiku dan bukan hanya mulutku
Yang datang dari segala kehidupan yang dipasrahkan padaku
Untuk menjadi sesuai yang telah digariskan

Pulihkan sayap cintaku, berikan kembali kekuatanku
Agar tak perlu lagi ku lari dari badai kehidupan
Agar tak perlu lagi ku sembunyi karena kelemahanku
Agar tak perlu lagi ku pergi suatu tempat yang belum waktuku tuk datang

Berikan kembali kepadaku, kekuatan cintamu
Agar kukembangkan sayap-sayap ku menjawab panggilanmu
Terbang dalam langit biru dan menatap mentari dengan mataku
Terbang dalam badai kehidupan dan mengalahkan badai itu
dengan kekuatan cintamu………….
Tuk kemudian datang ketaman jiwa kehidupanmu sebagai pemenang

Angkat aku dari semuanya ini, dan bawa aku terbang kembali…………
Ya… aku mau kembali.

Maria Josephine
25 Dec 2010

Friday, December 24, 2010

Memory of the moon

Aku bertanya pada rembulan, apakah dia masih merindukanku?
Kulihat bulan tersenyum, tapi jawabannya tidak.
Aku bertanya pada rembulan, apakah dia masih menyayangiku?
Kulihat bulan menyunggingkan kearifan, tapi jawabannya tidak.
Aku bertanya lagi pada rembulan, apakah dia akan melupakanku?
Dengan kasih rembulan menjawab dengan menganggukan kepala.
Kutundukkan wajahku dan mulai lah menetes airmataku.
Kudengar sang rembulan berkata………….anakku, saat dia tak lagi merindukanmu dan saat dia tak lagi mengasihimu atau bahkan saat dia melupakanmu…..…… janganlah engkau gulana, tapi lihatlah bahwa kau masih punya hati, sepotong hati yang penuh cinta.
Maka hati yang penuh cinta itu akan menuntunmu kepada kehidupan.
Kehidupan adalah suatu anugrah dan dia mengalir seperti sungai yang tidak pernah berhenti, dan dia mengalir menuju samudra.
Lapangkanlah hatimu seluas samudra, untuk menampung sang cinta, maka kehidupan akan menjadi ramah dan bersahabat denganmu. Bahkan suatu saat kau akan memiliki kehidupan kemudian, dimana sang kehidupan menjadi milik pusakamu. Dan kau akan memandang kehidupan sebagai sesuatu yang indah.

Maria Josephine
24 Dec 2010

I just want to be loved


Aku menyusuri pantai pasir putih ini, angin menyibak lembut rambut panjangku dan kupegang rokku yang tertepa angin. Kuhentikan langkahku dan kutatap sang mentari yang mulai meninggalkan langit untuk bersembunyi dari langit biru diujung sana. Mentari mulai bersembunyi dalam keindahan warna jingga kuning dan semburat merah yang dominan.

Kulihat dari jauh sosokmu mendekatiku dengan senyumanmu yang menawan. Kuulurkan tanganku untuk menyambut kedatanganmu dalam pakaian putih yang tertepa angin. Sebagaimana aku katakan padamu, kau terlihat tampan mengenakan warna putih. Kau tampak luar biasa, sayang…. Kataku dalam hati sambil kusunggingkan senyumku menyambut dirimu datang.
Kau merekuhku dan mendekapku dalam dadamu yang memberikan kehangatan dalam setiap kehidupanku. Aku tersenyum dalam rekuhan pelukanmu, aku berkata lirih ditelingamu…..
“Aku menyayangimu, aku mencintaimu dengan luar biasa”
Disibakkannya rambut dari keningku, kau kecup dahiku dengan lembut.
Kecupanmu dikeningku seakan memberikan aliran listrik yang memberikan kekuatan dan asa yang luar biasa. Mataku kembali berbinar saat kutatap bola mata coklat yang indah itu. Senyman dibibirmu yang menawan, membekukan setiap tarikan nafasku.
“Ya, aku jugamencintaimu….. selalu.” Katamu sambil mengelus rambut panjangku.
Kembali kau mendekapku semakin erat, kehangatanmu memberikan kedamaian dan kebahagiaan dalam tiap tarikan nafas kehidupanku. Tak ada lagi yang kuingini selain bersamamu. Merasakan rekuhan dan kehangatan tubuhmu, genggaman erat tanganmu memberikan kekuatan untuk tegar bersamamu.
Dalam rekuhan kehangatanmu, kita menyusuri pantai pasir putih itu.
“Aku ingin melihat senyummu itu tiap hari sepanjang hidupku….” Sambil kau kecup kepalaku dan kujawab dengan senyumku. Aku bahagia sekali, kataku dalam hati.
Mendadak aku menghentikan langkahku, ku gandeng tangan kanan dan kirinya sambil kudongakkan kepalaku untuk menatap wajahmu yang begitu indah terkena sinar matahari yang mulai masuk dalam peraduannya.
“Hari ini aku berulang tahun, bolehkah aku minta 1 hal saja….?” Pintaku manja.
Dielus lembut pipiku, dan kusandarkan pipiku dalam kuatnya tanganmu hingga dapat kurasakan tiap bagian jari jemarimu yang menelusuri wajahku.
“Aku akan memberikannya …..” janjimu sambil merekuhku kembali dalam dekapanmu.
“I just want to be loved, would you please becareful with my heart…..” kupandang lagi bola mata coklat itu, memancar memandangku dengan cinta.
Kau menganggukkan kepala, dan berkata “Aku berjanji………” kau tundukkan wajahmu dan mencium bibirku lembut.
Kehangatan yang luar biasa memasukki setiap relung sukmaku, membawaku melambung dalam tiap asa dan mimpiku.
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
Ku terbangun dari tidurku, kutengok tak ada siapapun disampingku.
Aku tersadar dalam kenyataan dunia, bahwa itu hanyalah masa lalu. Karena pemilik bola mata coklat itu telah tak disampingku lagi. Kuterduduk dan termangu dalam kesendirianku. Tersadar dengan kesedihan yang kembali menghujam.
Tetesan airmataku tak dapat lagi terbendung, kegetiran merasuki jiwaku menciptakan ratapan pilu dalam tangisanku.
“Kau tidak dapat menjagai hatiku……. Sayang, saat kau katakan hubungan kita berakhir, karena kau tidak mau membuat dirinya sedih, pernahkah kau pikirkan betapa hancurnya hatiku….?” Desahku sambil menyesali diri…..
Kembali aku menangis, meratapi kepedihan kenyataan kehidupan yang tiap pagi musti kujelang untuk kulewati …………………….


Maria Josephine
24 Dec 2010

Thursday, December 23, 2010

Love is a punishment

Sang Cinta melambung di awan putih biru langit hatiku,
Menari dalam tiap asa yang ditawarkan, dalam alunan indahnya kehidupan,
Saat sang cinta halus menyapa, menyanyi dalam tiap relung keindahan sayap cintanya, menawarkan kelembutan dan pelangi kemanisan.

Dibalik sayap sang cinta, tersimpan belati tajam yang siap menghujam siapa saja yang tidak berhati-hati dan berhati lapang akan kenyataan, akan pahit getirnya ritme cinta, yang ditawarkan dengan segala kelembutan dan keindahan pesona sang cinta.
Penuhi hatiku dengan asa cintamu, itu pintaku, tapi saat hatiku penuh oleh sang cinta, hanya sebuah nama yang ada dan hatiku tak mampu lagi menampung nama lainnya. Saat itulah kusadari betapa belati sang cinta telah menghujam, tepat di jantung kehidupanku dan memecahkan keramik hatiku menjadi berkeping-keping dan tak kan mampu lagi dapat terbentuk.
Kehancuran telah melanda dalam setiap relung kehidupanku, tak lagi mampu ku berdiri karena jantung hatiku telah remuk….. telah hancur oleh sayap-sayap sang cinta yang menghujam.
Kuberteriak dalam setiap kesakitanku, tak ada lagi suara yang keluar, tak ada lagi telinga yang sanggup mendengar bahkan desahan dan rintihan kepedihanku.
Hanya kesunyian yang keluar dari mulut pahitku yang merana akan sang cinta.
Lara ku sendiri, kubalut luka hatiku dengan bara kebencian yang membakar hitam setiap relung hatiku, hingga merasuk kebencian itu dalam sukma yang dalam.
Kuangkat memori yang ada, senyum dan kebahagiaan, pelukan dan ciuman, rekuhan dan belaian, semuanya itu mendatangkan badai dalam sukma yang lara.
Badai dan hujan airmata telah menghapus semua asa dan meninggalkan hati yang lara terbakar akan dendam karna sang cinta yang tiada tara.
Kapankan akan berakhir? Hingga maut memisahkan napas kehidupan dari sukma yang lara……..?


Maria Josephine
23 December 2010
(Sayang, terima kasih telah menyakitiku karna itu menjadikanku lebih tegar dan kuat dalam menapaki kehidupan………Untuk babe, sesuai saran anda aku sudah semeleh dengan hidupku)

Wednesday, December 22, 2010

I'm still here..... (Aku masih disini........)

Ritme langkah-langkahku tetap dalam relung kehidupan, berjalan lurus dalam hembusan angin malam yang dingin, merajam merasuk sukma mencengkeram tulang-tulangku. Kutetapkan langkahku, menunggu sang fajar menjelang.
Dalam kesendirianku, tak lagi kutengok jejak langkah dibelakangku. Ku jejaki langkahku dengan alunan kepastian, kepercayaan akan masa depan yang gemilang. Walaupun dalam kesendirian kuberjalan. Menyusuri tiap jengkal jalan kehidupan yang ku jalani dengan ucapan syukur, bahwa semuanya adalah baik dan bahwa semuanya akan indah.
Indah dalam waktuNya….. bukan dengan caraku, bukan dalam waktuku, bukan dengan pengertianku. Tapi semua dalam genggaman rencanaNya, rencana damai sejahtera, kebahagiaan dan kesejahteraan…..
Kutak lagi takut walau dalam kesendirianku, kumelangkah dalam tiap sisa asa yang ada. Kutaklagi kuatir, walau segala luka ini masih tertoreh dan berdarah, tapi dalam segala kesakitanku, ku ulurkan maafku untuk semua yang menyakitiku….. dengan senyum tersungging penuh di bibirku.

Kutak lagi merasakan kepahitan, saat kuberikan semua pengampunan dan hati yang terbuka akan kehidupan untuk semua masa lalu yang getir…... dalam untaian kemanisan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik.
Kusongsong fajar dalam semburat merah kuning jingga di ufuk timur, dan kujelang dengan senyuman termanisku akan semua asa yang ada.
Kutarik nafas dalam-dalam tuk menghirup udara pagi yang sempurna, nafas kehidupan yang masuk dan mengalir dalam setiap butiran darahku, kupandang fajar dengan segala keindahan pesonanya, dalam semburat warna kehidupan dan hatiku melonjak karena kujelang satu hari lagi dalam kehidupanku…..
Walau dalam kesendirian, walau dalam kesakitan, walau dalam kesesakan, walau dalam sisa asa yang ada. Aku mengucap syukurku pada sang Esa, karena kehidupan yang tiada tara ini sungguh patut disyukuri…..
Syukur dalam untaian kata, dalam untaian senyum, dalam untaian perbuatan, dalam untaian hati yang lapang tuk menjalani kehidupan yang fana ini…… aku masih ditambahkan satu hari lagi dalam usiaku untuk menjadi lebih dewasa dan arif dalam menapaki jalan kehidupan.

Maria Josephine
22 Dec 2010
(Selamat ulang tahun, mama….. Darimu aku belajar untuk menjadi mama yang baik untuk anak-anakku sebagaimana engkau menjadi mama yang sempurna untukku)

Sunday, December 19, 2010

Taman Jiwa

Kulangkahkan kakiku menapaki taman jiwa...... hanya ada kesendirian, tanpa bayang asa dan rasa.
Taman yang sunyi tanpa bunga, hanya rumput yang mengering dan gersang.
Langkah kakiku mulai melambat saat hati mulai diterpa angina kesendirian. Kesepian mulai menghadang, merasuk dalam sukma.

Saat sang cinta lenyap, apakah hati gulana dapat menjadi gersang.
Saat sang cinta lenyap, hanya kehampaan yang menyerang.
Kesakitan yang semakin dalam, pada saat taman jiwa mulai dilupakan.
Dianggap tak pernah ada.
Dianggap tlah sirna. 
Dan hanyalah menjadi masa lalu kelam untuk dikubur selamanya.

Masih basah tapak kaki injakkanku ditaman jiwa, tapi hati yang berlalu menghancurkan jiwa. Meluluhlantakkan setiap sisa-sisa asa yang ada, mematikan setiap benih kepercayaan akan sang cinta.
Lenyap sudah sang taman jiwa, walau pernah ada cinta dan asa disana. Yang tinggal berbahagia menimba air kesemuan hidup.
Taman jiwa yang lara, karna engkau telah dilupakan, dan melupakanmu dianggap sebagai pilihan terbaik.
Tak pernah ada lagi pelarian jiwa yang lara.
Taman jiwa itu terpuruk lara karena kegersangan tanpa memori, tanpa asa, tanpa cinta......
Terpuruk lara dalam kesendirian....
Menantikan sang penuai jiwa untuk memberikan kesegaran....
Sayang sang waktu tak lagi dapat menunggu, agar terisi taman jiwa dengan benih baru. Benih kehidupan yang akan membawa kembali sang cinta untuk tinggal dalam taman jiwa.

Maria Josephine
18 dec 2010

LARA

Asaku tak mengharapkan engkau lagi, karena semua sisi gelap ataupun sisi terangmu.
Tapi kuakui aku kehilangan sosok itu.
Sosok yg memberikan euforia kehidupan baru, suatu kegemerlapan yang memberikan cahaya gempita dalam kehidupan yang monoton.


Aku tidak mau memilikimu, karna asaku telah berhenti untuk berharap.
Dimana sgala sesuatu-nya telah terasa jadi hampa.
Kekosongan melanda sukma, menghantam jiwa yang lara, mencemooh kehidupan yg fana.
Betapa aku membencimu karena segala torehan-torehanmu dihatiku, cabikan suara dari bibirmu memotong nadi hatiku, menghancurkan segenap asa yang ada dan tersisa tapi………….. tidak cintaku, karena hatiku berlipat ganda mencintaimu besarnya.
Hati yang luka mengingat memori yang ada, tak lekang oleh waktu yang bergulir tak kunjung henti.
Kesakitan kembali menerpa, dalam bentuk yg sewarna.
Memberikan torehan-torehan luka yang dalam.

Kukatakan pada temaramnya malam, pada dinginnya udara yang menghujam, sedingin hatiku yang lara.
Sampaikan padanya, semoga dia bahagia........ Karena akupun berharap aku dapat menemukan sang bahagia itu, walaupun diujung waktuku……. dengan meletakkan kesakitan yang ada, dan melangkah tuk menyongsong kehidupan......

Maria Josephine
18 des 2010

Monday, December 13, 2010

Siksaan Rindu

Rindu ini sungguh menyiksa, merajam sukma yang lara akan cinta.
Menusuk ke segenap kehidupan yang ada, menciptakan kepedihan yg tiada tara.
Kurasakan kesakitan itu, karna rinduku padamu.
Cinta terlarangku, cinta hitam-ku yg kejam......
Setiap detak jantungku, berdegub dalam ritme rindu yang semakin lara.... Meninggalkanku dalam kepahitan yang ada.
Karena rindu, hatiku pahit seperti empedu, lidahku kelu seperti membatu.

Ooh sang cinta, enyahlah dari aku..... Buang rindu ini dariku, jangan siksa lagi aku dengan semua rindu dendam akan cinta hitam-ku yang lara.
Cinta ini tak berujung, smuanya dimulai dari kesalahan.....
Kesalahan yang disengaja oleh dua hati yang dimabuk napsu asmara....
Rindu, berhenti siksa aku.... Karena sang cinta telah berlalu dari hatinya dan berbalik wajah menjadi sang benci yang menyeramkan.
Cinta dan benci adalah dua wajah dari hal yang sama...... Sang rindu, pergilah..... Sampaikan padanya, betapa hatiku mengerang karena kesakitan ini.....
Rindu akan wajah cinta hitam-ku.......



Maria Josephine
13 Dec 2010
Life is only once.... But love can across in many ways....

Saturday, December 11, 2010

Flirting di Facebook..? Wokey deh.

Sudah semingguan ini FB-ku di BB jadi error, tidak dapat menerima notifikasi, gak bisa add/ ignore friend, pasang status juga susah…….. bahkan tiap ada message masuk juga tidak ketahuan. Hingga sore kemarin aku putuskan untuk meremove FB dari BB-ku dan kemudian menginstalnya lagi.
The good thing, FB-ku sembuh….. kembali canggih lagi. Kemudian aku coba cek lagi, apakah notifikasi ok, apakah pasang status sudah lancar, add n ignore friend sudah gak masalah lagi. Yang bikin aku penasaran adalah ada 1 message di inboxku yang selama ini aku gak ngeh kalo udah berhari-hari ada disana. Geli juga lihat message itu, isinya seperti ini:
“Sorry, numpang tanya, saya lagi nyari temen2 SD di XXX, namanya Rani Maria Josephine. Ini bukan orangnya? Kalo salah maap yah….. :p”
Aku geli membacanya, karena tipe inbox seperti ini bukan pertama kali aku terima. Awalnya pura-pura nyasar atau salah orang, atau apapun alasan yang kadang dipakai. Semua tujuannya sama. FB-ku aku protek hanya yang ada dalam daftar teman saja yang bisa mengakses accountku, jadi bisa dipastikan dia hanya mampu melihat nama dan photoku untuk sementara waktu.
Mendadak sifat isengku kumat lagi, yah pas aku juga lagi menganggur dan kesepian nih…. Aku balas msg, sebut saja Dewa namanya…..
“Bukan….. n maap diterima…. :)”
Seperti tebakanku sebelumnya tidak sampai 5 menit, notifikasi FB-ku bunyi, dan kubuka msg yang masuk itu.
Masih dari Dewa yang sama…..
“Hmmmm, kalo gtu boleh kenalan gak…..?” senyumku jadi lebar sekali….
Kubalas lagi msg si Dewa:
“Let me think……. Photo km gak keliatan sih…..” kemudian send…..
Notifikasi FB-ku bunyi lagi.
“Gak keliatan gimana? Aku add ya, nti di accept dong.”
Jawabku : “Silahkan….”
Ting… Ting…. Bunyi notifikasi FB-ku;
“Thx ya udah add, skarang boleh kenalan gak?”
Kemudian semua percakapan itu berlanjut dalam msg FB……
Dimulai dengan pertanyaan lokasi dimana, sekolah dimana, SD/SMP/SMA, knapa cari si rani yang nama n muka mirip dengan aku, hingga pertanyaan apakah aku sudah berkeluarga? Statusku apakah sama dengan dia yang single available? Hingga akhirnya sampai ke percakapan yang aku jadikan topik tulisan kali ini.
Wokey guys, flirting is start……
Dewa menulis “yah ada efeknya dong, kalo kamu sudah berkeluarga, it mean sy gak boleh flirting, tapi kalo belom berarti sy bebas flirting… :p”
Aku tertawa dalam hati hingga aku kembali menulis:
“Flirting adl hak asasi as a human being….. maksud berkeluarga itu kan macem2, aku punya ortu, adik/ kakak itu kan juga berkeluarga…..”
Jawabnya secepat ketikan tanganku…..:
“Gak maksudnya, aku gak mau gangguin istrinya orang, apalagi kalo sudah punya anak :p, tapi kalo belom atau divorced ya…. Sy teruskan flirting-nya……”

Semua percakapan itu kemudian berlanjut dan berpindah ke BBM, saat dia minta pin dan no telp, tentu saja yang kuberikan hanya pin BB dengan alasan aku gak mau dikejar-2 seperti dikejar marketing kartu kredit yang nawarin aplikasi melulu.
Dari chat di BB itu aku mengetahui banyak hal tentang kehidupannya, bahwa dia barusan putus dari pacarnya n masih hangat-2nya karena baru seminggu yang lalu, alasan atau story2 kenapa sampai akhirnya putus. Tentang kuliahnya dulu di theologia tapi kesasar kerja di perusahaan yang berjualan alat-alat navigasi. Dan tentunya bagaimana kita flirting satu sama lain, ajakan-ajakan Dewa untuk saling bertemu, pembicaraan tentang film-film yang ada dibioskop, dan rencana untuk ketemuan, kapan dapat nonton atau ke cafe/ jalan sama-sama dan kemungkinan buat jadian…… karena kita menemukan banyak kecocokan antara kita.
Saat dia tahu bahwa aku sudah punya anak yang barusan berulang tahun dari FB-ku, tapi itu tidak menghentikannya untuk terus flirting……. Katanya lets make affair then….. aku tertawa ngakak membacanya.
Pembicaraan via BBM berlanjut kearah lebih serius, tentang keluarga dia, tentang latar belakang putusnya, kita saling memberi encourage satu sama lain. Hingga panggilan-panggilan sayang satu sama lain mulai dilontarkan….. aku hentikan chat itu saat aku tengok jam sudah menunjukkan pukul 23.30.
Ucapan2 manis untuk meneruskan chat di esok hari kembali dikumandangkan. Aku tersenyum, poor Dewa, kataku dalam hati. But its time to stop now. Dun want to hurt you, n hurt both of us.
Ya, hubungan dapat dilanjutkan. Copy darat dapat dilakukan, hubungan dapat dilanjutkan ke tingkat yang lebih maju, entah itu jadian, affair atau apapun…..
Betapa banyaknya kita tahu bahwa perselingkuhan banyak diawali dari FB/ BBM..??? Itu karena awalnya kita menganggap ringan kekuatan FLIRTING..…..
Tiap manusia kadang memiliki kesepian, kebutuhan akan perhatian, kebutuhan akan teman curhat, kebutuhan untuk penyegaran karena bosan dengan rutinitas yang ada dan lainnya-dan lainnya dan kadang mereka menganggap dapat menemukannya lewat FB/ BBM……
FB oh BBM, betapa sudah mendarah daging FB/BBM sekarang. Banyak sudah yang jadi manusia2 autis yang tidak dapat melepaskan FB/ BBM dari kehidupan mereka karena mereka menemukan banyaknya impian-impian semu mereka yang susah untuk diwujudkan dalam dunia nyata.
Saat kuputuskan untuk mendiskonek si Dewa baik dari BBM dan FB-ku adalah karena aku tidak mau terlalu jauh untuk masuk dalam permainan ini…..
Message kukirim di FB dia pagi tadi:
“Dewa, sorry aku mendiskonek smua kontak kamu, aku lagi dipingit, kagak boleh macam2…..Dun hate me for being your new few hours friend only. Be strong n move on with your life, ingat pesanku keep believe. Nothing is impossible n impossible is nothing…… doaku selalu bersamamu.”
Dewa mengirimkan beberapa msg balasan mengajukan berbagai macam pertanyaan, tapi kontaknya tak lagi kutanggapi…….. Pin dia aku masukkan dalam daftar ignored yang tidak akan kuhapus lagi.
Semuanya adalah pilihan, apakah kita memulai dengan flirting dan mengahkirinya dengan hal yang semu ataukah kita bisa menjadikan kenyataan yang indah. Ataukah kita tahu kapan saat kita musti berhenti untuk bermain. Hanya satu pesanku, saat semuanya sudah terjadi, jangan lagi disesali apa yang telah berjalan dan terjadi. Karena awalnya, pilihan ada ditangan kita……….
Flirting gak dilarang kok……. :)

PS: Botak maapin gw, gak ada maksud gw mainin lo makanya gw stop sblom kebablasan…..

Maria Josephine
11 Dec 2010

The person living in my heart


Aku punya sepotong asa yang masih kusimpan,
Erat ku genggam dan tak kan mau kulepas,
Hingga napas kehidupan meninggalkanku,
Kuletakkan asa itu dalam hatiku,
Kusimpan dalam posisi yang baik didalamnya.

Kupandang asa itu dalam tiap mimpi-mimpi semuku,
Kurasakan keindahan semua cinta sang asa yang pernah ada,
Semua memberikan warna-warna kehidupan,
Kegembiraan, sunggingan senyum, tertawa dan sukacita yang meluap,
Hingga diakhiri dengan tangisan, kesedihan, kepahitan dan luka yang dalam.

Tapi tetap kusimpan asa itu, dalam posisi yang baik dalam hatiku.
Walaupun asa itu takkan pernah menjadi nyata,
Biarlah asa itu tinggal disana, dan kupandang dalam segala
Keberadaanku hingga napas kehidupan berlalu dariku......

Asa itu tinggal dalam hatiku, hati yang penuh kehidupan dengan manis getirnya,
Tinggallah dalamnya, sesuai dengan bayangan dan harapanku akan engkau,
Sesuai mimpiku akan bagaimana aku harapkan sang asa itu jadi dalam hidupku.

Sayangnya, cinta sang asa sama fananya dengan dunia ini.....
Sesuatu yang tidak akan lekang oleh waktu, tak lekang oleh arti kesetiaan.
Asa yang hilang saat ditoreh oleh penghianatan akan kepercayaan.

Asa yang datang menawarkan 2 sisi yang indah, seperti sayap cinta.
Yang datang dengan segala keindahannya dan tajamnya pedang yang
Akan menorehkan luka, jika kita tidak berhati-hati bermain dengan sang cinta.

Apapun adanya asa itu, tetap kusimpan erat dalam hatiku,
Biarlah dia tinggal disana, menjadi bagian dari hatiku,
Hati yang luas, hati yang dalam, hati yang dipenuhi akan kehidupan.....
Hati yang senantiasa belajar untuk memaafkan,
Hati yang senantiasa belajar untuk melupakan kepahitan,
Hati yang senantiasa belajar bahwa kehidupan tidak pernah berhenti,
Dia akan terus bergerak, hingga napas itu berlalu.

You will always live in my heart, dear.


Maria Josephine
11 Dec 2010

Friday, December 10, 2010

Tuhan, hari ini anakku berulang tahun

Kupandang wajah menggemaskan itu dalam tidurnya,
Aku tersenyum, ku elus lembut rambutnya.
“Tuhan, hari ini anakku berulang tahun.......”
Terima kasih, karena Engkau mempercayakan padaku
Mutiara luar biasa ini dalam hidupku.
Terima kasih karena Engkau mendampinginya dan
memberikan banyak hal luar biasa dalam hidupnya.

Lewat celoteh lucunya, dia mengajarkan padaku banyak hal soal kehidupan.
“Mommy, besok aku ulang tahun....... yang ke empat” katanya semalam,
“Mommy, besok beli nasi bungkus buat anak-anak dilampu merah ya.......
Daniel mau beri mereka kado”.
Aku mengangguk dan tersenyum melihat mata beningnya......

“Kata mommy, mereka tidak punya uang, makanya mereka minta-minta uang dilampu merah, makanya biar Daniel yang memberi mereka kado ya, mommy...”
Kucium kening dan pipi malaikat kecilku itu....... aku mengiyakan.

“Mommy.........” katanya lembut dan bergelayut manja padaku.
Daniel kecilku mengelus-elus rambutku, kemudian mencium keningku, kemudian pipiku dengan lembut......
“Ya, Dan..... ada apa? Kamu mau kado apa, sayang....?”
“Mommy....... Daniel ingin ketemu daddy besok, Daniel minta ketemu daddy sebagai hadiah ulang tahun.... boleh?”
Hatiku tercekat kaget, lidahku kelu........... kurasakan rasa hangat menjalari wajahku. Danielku melihat perubahan mukaku dan tampak kekecewaan di wajah malaikatnya.

“Kalo mommy tidak suka Daniel ketemu daddy, ya tidak usah deh.
Daripada nanti mommy sedih........”
Aku masih terdiam, terasa mataku sudah berair.
“Mommy, sampai kapan marah ama daddy?”
Aku terdiam, airmata meleleh dipipiku.

“Mommy, jangan menangis lagi....... kalo tidak boleh bertemu daddy tidak apa-apa........ asalkan mommy jangan menangis lagi ya......”
Dihapusnya airmataku dengan tangan kecilnya.

“Mommy jangan sedih terus, kan Daniel sebenarnya kangen ama daddy.......  tapi Daniel tahu kalau ketemu daddy nanti akan ketemu tante Patrice yang akan buat mommy sedih dan menangis lagi....”

“Tidurlah Dan, sudah malam....... besok kita rayakan ulang tahunmu ya......”

“Tapi mommy besok harus berjanji ama Daniel, tidak boleh sedih, tidak boleh menangis, apalagi kalo ingat daddy dan tante Patrice........ Mommy punya Daniel yang akan menjaga mommy terus....... Daniel tidak akan meninggalkan mommy seperti Daddy........ Jangan benci daddy ya mom...... Besok mommy harus tersenyum dan tertawa ya......”

Aku menganggukkan kepalaku....... tapi hatiku dipenuhi kepedihan yang luar biasa. Semalaman aku tak dapat tidur karena semua ingatan-ingatan yang menyakitkan itu seperti bergulir dalam pikiranku.

Malaikat kecilku menggeliat dan terbangun dari tidurnya.........
“Mommy........ selamat pagi..........mana senyum untukku?”
Aku tersenyum dan kucium pipi gendutnya....
“Selamat pagi sayang, selamat ulang tahun, Danielku........”
Aku mendekap dan kehangatan tubuhnya seperti menghangatkan hatiku......

Tuhan memberikan kepadaku mutiara terindah dalam hidupku.
“Tuhan, terimakasih untuk Daniel yang memberikan kekuatan dan mengajarkan kepadaku, arti kasih, arti kemurahan, dan arti mengampuni....... Engkau pakai malaikat kecilku untuk memahami kehendakMu”


Maria Josephine
(Happy birthday to my little Daniel)
10 Dec 2010
 

Thursday, December 9, 2010

FORGIVE and FORGET

Betapa seringnya kita mendengar tentang 2 kata ini, Forgive dan Forget…… Terlebih dalam suatu hubungan.  Hubungan apapun yang ada, mulai dari pertemanan/ persahabatan, percintaan ataupun more than friends, bahkan hubungan kerja, suami istri ataupun bertetangga……… pergesekan dalam hubungan itu pastilah ada.

Gesekan-gesekan dalam komunikasi, gesekan dalam hati, expectation yang ada berbeda dengan kenyataan yang ada. Hal-hal tersebut akan banyak menimbulkan apa yang kita sebut sebagai kesedihan, kepahitan, kekecewaan, kepedihan, sakit hati atau apapun.

Saya juga manusia biasa yang tentunya pernah merasakan marah, jengkel, benci, dan sakit hati dan saya tahu bahwa memaafkan itu tidak segampang yang diungkapkan. Saya teringat saat saya jatuh cinta dan berpacaran yang pertama kali, saat semuanya serba indah. Cinta yang memberikan suatu kilatan kilatan seperti kembang api dalam kehidupan……. Tapi tiba-tiba dihancurkan saat mengetahui bahwa kekasih yang amat sangat saya cintai memilih untuk mencintai gadis lain dan meninggalkan saya begitu saja dalam keterpurukan yang luar biasa.

Menurut saya, saya bukan tipe pendendam tapi sangat menyakitkan dan menakutkan menghadapi hal itu dan saya membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk memaafkan dan hampir 4 tahun untuk dapat melupakan kesakitan saya tersebut, dengan keberhasilan saya menjalin kasih dengan orang yang baru.

Tiap saat saya paksakan diri saya untuk memaafkan dia, kembali saya teringat betapa menyakitkannya saat dia mengucapkan kata-kata perpisahan dan bagaimana caranya mengenalkan gadis baru itu kepada saya.  Awal kesakitan itu saya hadapi dengan keterpurukan yang dalam, saya salahkan diri saya sendiri, saya mengurung diri dan menghancurkan diri saya sendiri berlahan-lahan dengan stress dan kemarahan. Kemudian saya saya sadar bahwa saya sudah sakit, kesakitan yang ada terus menyiksa hingga saya putuskan bahwa saya mau sembuh dari sakit ini. Dan caranya adalah dengan memaafkan dia.

Tiap saya katakan kepada diri saya sendiri, saya memaafkan dia, memaafkan segala perbuatan dia yang menyakitkan. Karena saya tahu awal untuk kesembuhan bagi saya sendiri adalah saat saya mulai berkeinginan untuk memaafkan, walau implementasi dari memaafkan membutuhkan waktu dan hal itu adalah suatu proses perjalanan tapi setidaknya saya sudah memutuskan untuk memaafkannya.

Kata orang waktu akan menyembuhkan semua luka yang ada, saat kita mampu memaafkan dan memulai proses menyembuhkan luka tapi apakah kita dapat melupakan semua hal yang menyakitkan itu?? Apakah dengan semua kesakitan itu malah menjadikan kita sebagai orang yang “afraid of being hurt”?
Dalam hubungan cinta, manifestasi dari rasa takut ini dapat menjadi berbagai macam bentuk. Seperti menjadi pencemburu, takut kalau terlalu dekat/ intim, mencari-cari masalah dan lain sebagainya.
Untuk dapat menjalani semuanya dengan baik kembali diperlukan apa yang kita sebut sebagai “power of forgiveness”  karena full  forgiveness akan membebaskan diri kita sendiri untuk menjadi sembuh dari segala kesakitan kita.

Tapi saya mengakui bahwa forgiveness adalah sebuah proses dan tidak hal yang langsung terjadi. Bila kita tidak mau memaafkan, kita akan mengambil resiko menjadi orang yang pahit dan tidak bisa melepaskan masa lalu.  Kunci pada saat kita bisa move on, atau melanjutkan hidup adalah pada saat kita menyadari bahwa kita sakit, kita kecewa, kita sedih ataupun kita marah dan kita rasakan dan lalui itu semua, maka barulah kita memaafkan…

Karena dengan menjadi orang yang pahit, pastilah kita tidak akan pernah bisa bahagia dan akan timbul kecenderungan kita akan menyebarkan kepahitan kepada orang-orang disekeliling kita. Entah lewat perkataan ataupun perbuatan kita.

Forgiveness adalah bagian dari proses kesembuhan, dan iringilah dengan proses untuk melupakan dan move on pada hidup yang lebih baik.  Saat kita telah berhasil memaafkan, lanjutkanlah dengan melupakan……. Melupakan seakan seperti meletakkan semuanya sebagai masa lalu yang membawa kenangan, walaupun kenangan itu menyakitkan luar biasa tapi dengan memaafkan dan melupakan ……. Kita akan mampu mengenangnya tanpa lagi merasakan sakit, tapi hanya merasakan hal masa lalu itu sebagai masa lalu sebagai kenangan…….. tanpa ada kepahitan, tanpa ada kesedihan.

Forgive in time, when you are ready, and after you’ve allowed yourself to feel the strongest emotion after that forgive with all your might, and be okay with yourself.

With forgiveness you can always be move on with your life, then forget all the bitter past, to be the new you.


Maria Josephine
9 December 2010

Wednesday, December 8, 2010

If you want to divorce me, please hold me to your arm

Saya mendapat cerita ini dari seorang sahabat beberapa bulan yang lalu, cerita yang sangat menyentuh. Dan saat ini sahabat terkasih tersebut sedang mengalami masalah dalam perkawinan mereka. Sekiranya dengan cerita ini, dapat mengingatkan mereka kembali akan cinta mereka yang telah mereka tempuh selama 12 tahun, dan masa-masa itu adalah hal yang paling berharga untuk dilepaskan begitu saja.



Today I got a mail from my friend Sajimol. The mail contained a long touching story… here it is.

To my married and unmarried friends:

This is a very touching story, please read it slowly….

On my wedding day, I carried my wife in my arms. The bridal car stopped in front of our one-room flat. My buddies insisted that I carry her out of the car in my arms. So I carried her into our home. She was then plump and shy. I was a strong and happy bridegroom.

This was the scene ten years ago.

The following days were as simple as a cup of pure water: we had a kid; I went into business and tried to make more money. When the assets were steadily increasing, the affection between us seemed to ebb. She was a civil servant. Every morning we left home together and got home almost at the same time. Our kid was studying in a boarding school.

Our marriage life seemed to be enviably happy. But the calm life was more likely to be affected by unpredictable changes.

Dew came into my life.

It was a sunny day. I stood on a spacious balcony. Dew hugged me from behind. My heart once again was immersed in her stream of love. This was the apartment I bought for her.

Dew said, you are the kind of man who best draws girls’ eyeballs. Her words suddenly reminded me of my wife. When we were just married, my wife said, Men like you, once successful, will be very attractive to girls.

Thinking of this, I became somewhat hesitant. I knew I had betrayed my wife. But I couldn’t help doing so.

I moved Dew’s hands aside and said you go to select some furniture, O.K.? I’ve got something to do in the company. Obviously she was unhappy, because I had promised to do it together with her. At the moment, the idea of divorce became clearer in my mind although it used to be something impossible to me.

However, I found it rather difficult to tell my wife about it. No matter how mildly I mentioned it to her, she would be deeply hurt.

Honestly, she was a good wife. Every evening she was busy preparing dinner. I was sitting in front of the TV. The dinner was ready soon. Then we watched TV together. Or, I was lounging before the computer, visualizing Dew’s body. This was the means of my entertainment.

One day I said to her in a slightly joking way, suppose we divorce, what will you do? She stared at me for a few seconds without a word. Apparently she believed that divorce was something too far away from her. I couldn’t imagine how she would react once she got to know I was serious.

When my wife went to my office, Dew had just stepped out. Almost all the staff looked at my wife with a sympathetic eye and tried to hide something while talking to her. She seemed to have got some hint. She gently smiled at my subordinates. But I read some hurt in her eyes.

Once again, Dew said to me, He Ning, divorce her, O.K.? Then we live together. I nodded. I knew I could not hesitate any more.

When my wife served the last dish, I held her hand. I’ve got something to tell you, I said. She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes. Suddenly I didn’t know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want a divorce. I raised the serious topic calmly.

She didn’t seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why? I’m serious. I avoided her question. This so-called answer made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man!

That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer, because my heart had gone to Dew.

With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. I felt a pain in my heart. The woman who had been living ten years with me would become a stranger one day. But I could not take back what I had said.

Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer.

Late that night, I came back home after entertaining my clients. I saw her writing something at the table. I fall asleep fast. When I woke up, I found she was still there. I turned over and was asleep again.

She brought up her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but I was supposed to give her one month s time before divorce, and in the month’s time we must live as normal a life as possible. Her reason was simple: our son would finish his summer vacation a month later and she didn’t want him to see our marriage was broken.

She passed me the agreement she drafted, and then asked me, He Ning, do you still remember how I entered our bridal room on the wedding day? This question suddenly brought back all those wonderful memories to me. I nodded and said, I remember. You carried me in your arms, she continued, so, I have a requirement, that is, you carry me out in your arms on the day when we divorce. From now to the end of this month, you must carry me out from the bedroom to the door every morning.

I accepted with a smile. I knew she missed those sweet days and wished to end her marriage romantically.

I told Dew about my wife s divorce conditions. She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she does, she has to face the result of divorce, she said scornfully. Her words more or less made me feel uncomfortable.

My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. We even treated each other as a stranger. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mummy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly, Let us start from today, don’t tell our son. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for a bus, I drove to the office.

On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. We were so close that I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this intimate woman carefully for a long time. I found she was not young any more. There were some fine wrinkles on her face.

On the third day, she whispered to me, the outside garden is being demolished. Be careful when you pass there.

On the fourth day, when I lifted her up, I seemed to feel that we were still an intimate couple and I was holding my sweetheart in my arms. The visualization of Dew became vague.

On the fifth and sixth day, she kept reminding me something, such as, where she put the ironed shirts, I should be careful while cooking, etc. I nodded. The sense of intimacy was even stronger. I didn’t tell Dew about this.

I felt it was easier to carry her. Perhaps the everyday workout made me stronger. I said to her, It seems not difficult to carry you now. She was picking her dresses. I was waiting to carry her out. She tried quite a few but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I smiled. But I suddenly realized that it was because she was thinner that I could carry her more easily, not because I was stronger. I knew she had buried all the bitterness in her heart. Again, I felt a sense of pain. Subconsciously I reached out a hand to touch her head.

Our son came in at the moment. Dad, it’s time to carry mum out. He said. To him, seeing his father carrying his mother out had been an essential part of his life. She gestured our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face because I was afraid I would change my mind at the last minute. I held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly, as if we came back to our wedding day. But her much lighter weight made me sad.

On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. She said, actually I hope you will hold me in your arms until we are old.

I held her tightly and said, both you and I didn’t notice that our life lacked intimacy.

I jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my decision. I walked upstairs. Dew opened the door. I said to her, Sorry, Dew, I won’t divorce. I’m serious.

She looked at me, astonished. The she touched my forehead. You got no fever. She said. I moved her hand off my head. Sorry, Dew, I said, I can only say sorry to you, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of life, not because we didn’t love each other any more. Now I understand that since I carried her into the home, she gave birth to our child, I am supposed to hold her until I am old. So I have to say sorry to you.

Dew seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove to the office.

When I passed the floral shop on the way, I ordered a bouquet for my wife which was her favorite. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until we are old
!!


My friend, you gave me this story. Hope you read this, my love and care for both of you....

Maria Josephine
8 December 2010